Cara menghitung lilitan kawat Transformator-1
Menghitung diameter kawat Trafo.
sumber :
http://elektronikado.blogspot.com/2011/09/cara-menghitung-lilitan-kawat.htmlsumber :
Untuk menghitung diameter kawat yang diperlukan memerlukan beberapa rumus, dibawah ini rumus yang sederhana dan dapat digunakan untuk membuat trafo, perhitungan ini adalah pelengkap dari perhitungan sebelumnya dari "Cara menghitung lilitan kawat Transformator-2", dengan dua bagian artikel ini anda dapat mempraktekkan untuk membuat trafo yang diperlukan. Minimal anda akan tahu berapa Amper yang diperlukan jika jika suatu rangkaian memerlukan Voltase dan Watt yang diketahui, dengan ini Trafo tidak akan terlalu panas karena arusnya kurang atau tidak akan drop voltasenya.
Untuk mengtung diameter kawat :
I = W / E
I = besar arus di Primer
E = Tegangan di Primer
W = Tenaga digulingan Primer
I = W / E
I = besar arus di Primer
E = Tegangan di Primer
W = Tenaga digulingan Primer
Untuk menghitung Primer belum diketahui dengan rumus :
W1 = 1.25 x W2
W1 = Tenaga Primer pada gulungan
W2 = Tenaga Sekunder pada gulungan
W1 = 1.25 x W2
W1 = Tenaga Primer pada gulungan
W2 = Tenaga Sekunder pada gulungan
Untuk menghitung Tenaga Sekunder dengan rumus :
W2 = E2 x I2
W2 = Tenaga sekunder
E2 = Tegangan sekunder
I2= Arus sekunder
Hitung jika di perlukan transformator Tegangan 9 Volt dengan arus yang diperlukan sebesar 500 mA
I2 = 500 mA
E2 = 9 Volt
W2 = E2 x I2
W2 = 9 x 500 mA
W2 = 9 x 0.5 A = 4.5 Watt
E2 = 9 Volt
W2 = E2 x I2
W2 = 9 x 500 mA
W2 = 9 x 0.5 A = 4.5 Watt
Untuk menghitung besar diameter kawat Primer diketahui W2 = 4.5 Watt :
W1= 1.25 x W2
W1 = 1.25 x 4.5
W1 = 5.625 Watt = 5.6 Watt
W1 = 1.25 x 4.5
W1 = 5.625 Watt = 5.6 Watt
Diketahui tegangan listrik 220 Volt, W1 = 5.6 Watt
W1 = I1 x E1
I1 = W1/ E1
I1 = 5.6 / 220 = 0.025 A = 25 mA, besar diameter kawat yang diperlukan dapat dilihat di tabel kawat
I1 = W1/ E1
I1 = 5.6 / 220 = 0.025 A = 25 mA, besar diameter kawat yang diperlukan dapat dilihat di tabel kawat
Cara menghitung lilitan kawat Transformator-2
Teras besi, untuk menggulung Trafo (transformator), ada tiga macam bentuk dasar seperti tiga gambar diatas yaitu berberntuk huruf C, O dan E,dari ketiga macam bentuk ini yang paling sering dipakai dan banyak dipasaran yaitu trafo berbentuk E dan bentuk O yaitu Trafo Toroida, dipasaran dikenal pula dengan nama Trafo Donat karena bentuknya menyerupai makanan Donat lobang ditengah.
Bentuk teras besi masing-masing sangat tipis dan herlapis isolator hingga antara satu dengan lainnya terisolasi jika disusun untuk membentuk trafo diperlukan beberapa teras besi dijajar berlapis-lapis hingga membentuk luas teras besi yang diperlukan.
Keterangan gambar-4
Gambar penampang irisan trafo dilihat dari atas :
Warna kelabu lapisan teras besi.
Warna merah ilitan kawat tembaga.
Warna hijau rumah plastik tempat lilitan kawat tembaga.
Gambar penampang irisan trafo dilihat dari atas :
Warna kelabu lapisan teras besi.
Warna merah ilitan kawat tembaga.
Warna hijau rumah plastik tempat lilitan kawat tembaga.
Hitungan Luas Teras besi : O = P x L O = luas teras besi P = panjang teras besi L = lebar teras besi | P = 2.5 L = 2 O = 2.5 x 2 O = 5 Jadi luas teras besi = 5 cm persegi |
Gulungan perVolt gpV = f / O gpV = gulungan perVolt f = frekwensi listrik 50Hz O = luas teras besi | f = 50Hz O = 5 cm2 gpV = 50 / 5 gpV gpV = 10 gulungan perVolt Jadi untuk 1 Volt memerlukan 10 gulungan kawat temhaga |
Diperlukan Trafo untuk keperluan 15Volt, dari jaringan Listrik 220Volt. Hitung berapa jumlah gulungan Primer dan sekunder Jika gulungan perVolt = 10 gulungan kawat tembaga. Kerugian teras besi Sebesar 10% Untuk menghitung Gulungan Primer 220 Vol Gulungan Sekunder 15 Volt. | Primer = 220Volt. 10 x 220 = 2200 gulungan 2200 x 10% = 220 gulungan Gulungan Primer = 2200 + 220 = 2420 gulungan Sekunder = 15Volt 10 x 15 = 150 gulungan 150 x 10% = 15 gulungan. Gulungan sekunder 150 + 15 = 165 gulungan. |
Tabel garis tengah kawat tembaga dan kemampuan menghantar Arus listrik dalam Amper dan Mili Amper.
No | Garis tengah kawat temhaga mm |
Kemampuan arus
dalam Amper A |
Kemampuan arus
dalam Mili Amper MA |
---|---|---|---|
1
|
0.1
|
0.016 --- 0.024
|
16 --- 24
|
2
|
0.15
|
0.035 --- 0.053
|
35 --- 53
|
3
|
0.2
|
0.063 --- 0.094
|
63 --- 94
|
4
|
0.25
|
0.098 --- 0.174
|
98 --- 174
|
5
|
0.3
|
0.141 --- 0.212
|
141 --- 212
|
6
|
0.35
|
0.190 --- 0.289
|
190 –- 289
|
7
|
0.4
|
0.251 --- 0.377
|
251 --- 377
|
8
|
0.45
|
0.315 --- 0.477
|
315 --- 477
|
9
|
0.5
|
0.340 --- 0.588
|
340 --- 588
|
10
|
0.6
|
0.566 --- 0.849
|
566 --- 849
|
11
|
0.7
|
0.770 --- 1.160
|
770 --- 1160
|
12
|
0.8
|
1.01 --- 1.51
| |
13
|
0.9
|
1.27 --- 191
| |
14
|
1
|
1.57 --- 226
| |
15
|
1.5
|
353 --- 5.30
| |
16
|
2
|
6.28 --- 9.42
| |
17
|
2.5
|
9.84 --- 14.33
| |
18
|
3
|
14.14 --- 2120
| |
19
|
3.5
|
19.24 – 28.86
| |
2O
|
4
|
25.14 --- 37.31
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar